kebanan
kakak remaja bernama jid sebuah cahaya di pusat kota walau hanya anak kecil si merah revo pincang sebelah belakang mengnjak ranjau, tak terhindarkan bertanya satu dua petunjuk kanan kiri bertemu di lepas pertigaan pertama desa perkebunan penghasil minyak tak lebat tak terlihat batang pohonnya pak pak satu mas mas satu tapi yang kerja yang satu masih menunggu mendengar lagu mengemut permen satu tunggu, tunggu, tunggu, jadi beres, ban ditambal angin ditambah pulang, pulang jangan hujan dulu Ya Tuhan