mumetku dan mumetnya
perjalanan hidup tak lepas dari yang namanya mumet
dedel duwel, njebluk ndase, metndase, dan remuk redam
begitu kata kawan-kawanku kebanyakan
malam ini mungkin, jatahku sedang digilir
malam ini mungkin, kawanku juga sama
ini malam kesekian kalinya aku melihatnya
sinaran padam, cahayanya redup
kadang cepat suram, kadang sayup-sayup
lebih sering menyala-nyala
biasanya, gim menjadi pintasan
biasanya, muram dilebur permainan
biasanya, minum tak ketinggalan
berbeda dengan malam ini
mumetku, ruwetnya
sama-sama
lalu, dilipur angkringan
yang membawa susu jahe sebagai tawaran
cahayanya masih redup
sinarnya seakan matahari malam
tapi setidaknya hangatnya jahe mengalahkan dinginnya hati
dan manisnya susu menggugurkan pahit kenyataan
tapi aku isih mumet, asuog
ditulis pada 24 februari, kala sama-sama mumet.
aku mumet ndase, kawanku mumet mergo de'e, hahahaha