Semester Baru Semangat Lalu

september sudah melaju lebih dari separuh jalannya, sedangkan aku? masih saja terpaku dengan zona nyaman. semester baru sudah dua minggu lalu dimulai, setahun lebih akhirnya aku resmi ada di dunia perkuliahan, yang sebenarnya kalau kalau ditanya bagaimana dunia kuliah? mungkin jawabku 'ya gini gini aja'. dengan modal niat, itupun sisa sisa semester lalu, ahahahah. kuawali semester tiga kali ini dengan sedikit lebih buruk dari semester sebelum-sebelumnya. memangnya seberapa buruk semester lalu, kalau semester ini hanya sedikit lebih buruk?. yaaa yang semester lalu sih males-malesnya di tengah sama akhir tok, tapi semester ini baru mulai aja udah nelat sama utang tugas, hadeee.


doa-doa dan niat semangat tiap tiap awal semester baru menguap begitu saja serupa janji-janji calon pejabat di awal masa kampanyenya. atau gini "semester telu aku meh tenanan, sregep garap tugas, ratau bolos kelas", kalau diingat-ingat lagi cuman jadi kayak "aku ga bakal ninggalin kamu"-nya para pejantan kebanyakan. akhirnya, balik lagi-balik lagi, tugas ditunda tunda, dari yang habis ini-nanti aja kali-sampai besok kan masih ada hari dan yang akhirnya malah jadi kemrungsung sendiri. besoknya, begitu lagi- begitu lagi.

salah siapa kalau sudah begini? yang jelas bukan salah dosenku kalau dia marah-marah dan cuek saja tidak menggubris nilai IP yang kosong mlompong di akhir semester seperti yang sudah-sudah. bukan juga salah temanku, mereka juga punya dunianya sendiri, tidak bisa setiap hari tiap malam mengingatkanku "heh tugas e garap, sesok kumpul!" yo ora! kanca-kancaku ra sekober kui. pun juga orang tuaku, gila kalau sampai menyalahkan mereka, bahkan yang sama sekali tak pernah menyuruhku ini itu, mereka yang bahkan minta tolong padaku saja jarang-jarang. taunya mereka, aku kuliah bener, nugas beres, banyak temen baru, nurut sama dosen. tapi kenyataannya? justru sebaliknya. balik lagi-balik lagi.

lalu bagaimana jika sudah begini? yaa yang sudah-sudah ya biar berlalu, fokus ke depan aja lah. kata-kata motivasi dan dalil dalil dengan bumbu kesedihan sudah kurang terlalu mempan sama sekali. sekarang tinggal kembali ke diriku sendiri, pilihan ada di tanganku, mau jadi pejuang atau bermental ciut seperti pengecut yang tak berani melawan tantangan, yang dimana kali ini tantangannya adalah diri sendiri. memang kelihatannya sulit, tapi siapa juga yang bilang bakalan mudah.

baik, kita lihat di akhir semester nanti bagaimana jadinya, heheheh.

Postingan populer dari blog ini

haribu harimu

mana(ta)han

senyummu iku lho