HUT dan Cerita di Baliknya

HUT dan Ada Apa di Baliknya?





sebelumnya, selamat ulang tahun Punasa Gowes Bumirejo.


    Satu tahun lalu, dimana aku masih duduk di bangku kelas 3 SMA, saat dimana harusnya aku harus mulai fokus dengan apa yang seharusnya dilakukan anak kelas 3 pada umumnya. Tapi, momen kali itu berbeda, dimana komunitas sepeda yang kami banggakan di sekolah sedang ada hajatan, ulang tahun katanya.  Dan saat itu pula masih menjadi tanggung jawab kami untuk menyelenggarakan acara spesial peringatan Hari Besar para pandemen pit pitan Kokid. Ide ide dan gagasn yang gila dengan waktu yang bisa dibilang gak masuk akal kala itu, dalam waktu kurang dari satu bulan, harus membuat pre order kaos. Kegilaan lainnya dari ideku sendiri, dengan dalih agar semua warga sekolah bisa terjun langsung dan berkontribusi dalam keluarga besar pit pitann Kokid ini, aku nekat dan secara sadar menggagas suatu acara sayembara pemilihan desain untuk kaos Kokid Ngepit Spesial 6 th. Dalam waktu kurang dari 1 bulan, kami ber 12 dibantu dengan kawan kawan lainnya harus berpacu dengan waktu. Kalang kabut, tentu. Mungkin di lain tulisan aku akan memabagi cerita lebih detailnnya, tapi sekarang beda cerita.



    Sedikit gambaran tentang keruwetan di atas mungkin juga sedang dilalui Mak dan Bapakku se komunitas per"pit-pit an" nya. Bagaimana tidak, komunitaas Gowes kebanggaan mereka sedang merayakan hari jadi perdana mereka. Komunitas Gowes yangg rata rata anggotaya bapak bapakk dan ibu ibu  ini bukan sembarang komunitas kalo kataku, maaf kalau aku ikut ikutan sombong Mak, hehe. Komunitas Gowes ini pernah sekali diulas dalam kanal berita lokal, Borobudur News. Punasa Gowes Bumirejo, begitu mereka  menamai kelompoknya ini, bukan tanpa alasan. Penamaan Punasa ini berdasar dengan anggota dari 3 dusun di Desa Bumirejo, yaitu Pucangan, Nampan, dan Sanggrahan. Bahkan mungkin terkadang di setiap acara rutinan gowes mereka juga tak jarang kedatangan tamu dari "luar" domisili. Sebuah pergerakan yang harmonis dan tentunya akan menambah kehangatan setiap dusun yang terlibat langsung. Dan secara tidak langsung juga menghidupkan kembali nama "Punasa" yang dulu sempat dibawa oleh generasi muda Bapak. 

    Di hari spesialnya ini, segala persiapan acara, mulai dari lomba, organ tunggal, makan bareng, serta tak lupa Gowes bareng, bapak dan ibu di dusun kami yang merencanakan. Sungguh bapak dan ibu ibu yang tangguh. namanya juga acara perdana, bukan tak mungkin kalau pasti akan ada miss dalam pelaksaannya. Tepat sekali, walau sudah beberapa kali diadakan musyawarah dan kumpul bareng guna membahas acara ini, blunder fatal terjadi, bukan seperti yang dilakukan bek kiri Real Madrid kala menghadapi Man. City di semifinal UCL. blunder kali ini ada campur tanganku juga hehe. Jadi, bebarapa hari setelah musyawarah aku ditemui oleh Mas Inin, beliau ini adalah Pemuda yag diberi mandat para BApak Ibu tadi untuk dimintai tolong menghubungiku, disuruh membuat woro woro, pamflet kalau kata anak muda mah. Nah, keruwetannya mulai dari sini, dimana di satu poin tentang kata "umum". Yang dimaksud oleh Mas Inin adalah umum untuk seluruh warga dusun Pucangan, tapi aku sendiri salah tangkap. Di pamflet yang aku desain belum fix, tertulis "Umum, siapa saja boleh". Aku kirim ke Mas Inin, dan menanyakan apakah masih ada revisi atau tidak. Lalu Mas Inin menanyakan di grub komunitas Gowes Punasa. 

     Disini mulai timbul permasalahan, yang namanya grub, apalagi online pasti ada yang nyimak ada yang terima beres. Nah, sialnya salah satu aggota grub, atau mungkin salah dua itu ada yang membaginya ke story whatsapp dan bahkan sudah sampai ke grup facaebook. Belum, ada 12 jam info Gowes dengan tulisan "UMUM" tadi langsung tersebar ke berbagai wilayah di kabupatrn Magelang. Sontak, mendengar berita tersebut Bapak bapak da ibu ibu yang tadinnya beerpikir acara akan terselenggara dengan aman dan santuy harus dihadapkan dengan situasi sulit seperti ini. Terpaksa malam itu juga diadakan rapat dadakan. Nampak jelas keruwetan dari wajah kedua orang tuaku yang notabene juga ikut mengurusi acara ini. Hasil rapat malam itu memustuskan untuk pamflet yang sudah tersebar tadi ditarik dan acara tetap dilaksanakan namun dengan undangan "undergroound". Tanpa ada pihak luar yang tau. Tentang identitas penyebar sampai sekarang aku belum mengetahui pun juga aku kurang tertarik untuk tahu, karena aku sendiri juga merasa bersalah karena kelalaianku bisa membuat gaduh warga sedusun, hehehe.

    Alhamdulillahnya, masalah cepat teratasi dan aku kembali dipercaya untuk mendesain undangan undergroound tadi, kali ini ditambah desain banner juga sekalian ngeprint keduanya, bagiku oke oke aja, karena memang sudah termasuk tugasku dan juga karena aku sendiri pernah merasakan yang namanya keruwetan menyelenggarakan acara dadakan yang diikuti banyak orang. Namanya juga orang dewasa, mereka lebih tahu dan lebih paham pasti dalam menghadapi masalah seperti ini. Salah satu pengurus komunitas, Pak Ujik namanya, beliau mengucapkan terimakasih karena telah membantu juga ucapan semangat kepadaku karena beliau juga pasti tau saya merasa bersalah dengan desain pamflet pertama tadi. "Gapopo yo cah bagus, gawe pealajan, jenenge gawe acara kok ya" kurang lebih seperti itu apa yang disampaikan beliau padaku. Lego batinku, walaupun sebelumya merasa mangkel, hehehe.

    Keruwetan tadj yang hampir sama aku dan teman teman rasakan setahun yang lalu, saat acara Hari Jadi komunitas Goowes di SMA ku. Salut dengan perjuangan para orang orang di balik layar ini. Bagiamana cara menghadapi situasi dan mengatasinya. Musti banyak belajar dari beliau beliau ini. Seperti halnya umur mereka, semangat mereka juga jauh di atas kami para remaja di dusun kecil tercinta ini, panjang umur para pandemen pit pitan dimanapun kalian berada. Dan panjang umur juga untuk Punasa Gowes Bumirejo yang sudah melintaskan rodanya ke satu tahun perjalanan, yang tentunya tak hanya lurus mulus, namun juga terjal, belak belok, dan ting nggronjal.

    Selamat tambah umur dan semoga lancar acara pagi ini. Aslinya tulisan ini kupersembahkan untuk Emak BApak dan kawan kawannya, tapi karena jauh dari kata layak, jadi aku putuskan untuk gini aja.


"Mangkat Semangat Mulih Aja Sambat!"



    

Postingan populer dari blog ini

haribu harimu

mana(ta)han

judul e, takon